Sabtu, 12 Juli 2014

Kuliner magelang

BANYAK orang sulit melupakan Magelang. Mereka
yang pernah tingal di Magelang, apakah sekolah,
kuliah, bekerja, atau karena alasan lain, setelah
lama meninggalkan kawasan di radius spiritual
bukit Tidar ini, sulit buat tidak merasa kangen.
Apalagi mereka yang memang pernah lahir dan
besar di Magelang, ketika harus berdiam di
tempat lain yang jauh, mudah terkena home
sick alias rindu kampung.
Banyak alasan buat tetap ngangeni Magelang.
Itulah maka sastrawan Ayip Rosyidi suka berdiam
di Pabelan. Mami Kato yang asli Jepang memilih
Mendut untuk melewati kehidupannya.
Budayawan WS Rendra sebulan sekali menyambangi
kawasan sekitar candi Borobudur. Sudah jadi
Menteri pun, Prof Malik Fajar masih
menyempatkan diri mengunjungi Pangenan,
Deyangan. Almarhum pelukis H Widayat
menghabiskan hari tuanya dengan mendirikan
museum di Kota Mungkid. Tokoh teater Gandrik
Butet Kartarejasa digosipkan sudah beli tanah di
Magelang dan di masa tuanya bersiap-siap hidup di
Magelang. Mantan Menteri penerangan Budiarjo
yang sudah malang melintang ke berbagai penjuru
dunia, tetap selalu pulang kampung, dan
mendirikan Hotel Pondok Tingal sebagai kenangan
akan kampung halaman. Almarhum YB
Mangunwijaya, dalam hampir setiap novelnya
selalu menyebut-nyebut nama Magelang. Bahkan,
kalau ditarik jauh ke belakang, tokoh spionase
Perang Dunia I, yang banyak menggoda para
jendral perang Jerman, Inggris dan Perancis, si
cantik jelita bernama Matahari, juga pernah
lama tinggal di sekitar Kota Mungkid ini. Tak
pelak jalur Palbapang-Kota Mungkid sekarang
penuh galeriartshop yang didirikan oleh para
pendatang baik dari Yogyakarta maupun dari Bali.
Apanya yang menarik dari Magelang? Karena candi
Borobudur yang misuwur itu? Mungkin. Karena
desa-desanya yang ayem tentrem loh jinawi
gemah ripah tata karta raharja itu? Mungkin.
Karena gunung gemunungnya yang melingkar
tanpa putus mengepung kawasan ini dan
membentuk konfigurasi siluet keelokan?
Mungkin. Karena gadis-gadisnya yang cantik
bersahaja dan suka kerja (dan saya juga  memilih
satu di antaranya lo)? Mungkin juga. Tetapi dari
semua kemungkinan itu, ada satu yang tak
terbantahkan, Magelang kaya akan aneka
makanan khas; penuh varian, nikmat, murah, dan
khas. Mengapa makan? Karena di atas segala-
galanya, kebutuhan utama dan pertama manusia
hidup adalah makan.
Dimulai dari air, sangat-sangat lain. Kesaksian
seorang sahabat, yang seorang cosmopolitan,
punya rumah di Kalimantan, Batam, Jakarta,
Jogjakarta, Denpasar, hingga Australia mengaku
tetap punya acara ritual setahun 2 kali ke
Magelang, hanya ingin minum teh dengan air dari
bumi Magelang. “Airnya khas, sangat lain
dibanding sudut bumi lainnya”ujar sahabat saya ini
meyakinkan. Betul apa tidak, silahkan dibuktikan,
coba minum sama-sama air teh, tetapi dari
sumber air yang berbeda. Bedan kan?
Menthog Gedhogan
Dan harus diakui, salah satu kekuatan Kabupaten
Magelang adalah kekayaan aneka makanan
khasnya yang nyaris tak terhitung. Mau makan
model   apa, dari bahan apa saja,  saja pergi ke
Gedogan kecamatan Pakis, di sana kita bisa
makan daging menthog dimasaklemeng dengan
kayu bakar dan nasi dang. Di pemandian
Kalibening dan pisangan kita bisa menikmati nasi
pecel bakmi. Di pasar Pucang ada opor bebek yang
tak pernah ada  khabis-habisnya. Pak Broto di
Glagah menyediakan nasi godhog campur kepala
ayam pakai petai yang rasanya masya Allah. Di
Plikon ada menthog goreng rasa Centucky made
in Mbok Ju.   Di Payaman Mba Yah menyediakan
koyor sapi yang huamat segarr. Jika ingin nasi
goreng siang pergilah ke Menayu, sepuluh ribu
rupiah dijamin tidak bisa pulang saking
kenyangnya. Untuk urusan bakmi godhog, Pak
Parno di kapling Borobudur tak ada yang
menandingi sehingga tamu-tamu Hotel Aman Jiwa
selalu dibawa ke sana (kekhasan bakmi Magelang
adalah mi basah yang masih segar karena sekali
pakai tanpa zat pengawet). Untuk bakmi
gorengnya cobalah masakan Mbak Jum dekat SMA
Sarbini, Muntilan.
Ingin rica-rica Menthog? Pergilah ke Bandongan
atau Pucang. Tapi kalau rica-rica ayam, Pak Sukis
pasar Muntilan jagoannya. Menu soto siang hari
banyak alternatif di antaranya soto Rahayu di
ujung utara pasar Grabag, tapi malam hari Pak
Sambi di Ngrajeg akan membuat rasa kejutan.
Tahu kupat Blabak tidak kalah dengan yang di
pojok alun-alun kota. Yang kremes-kremes di
Paremono tersedia peyek petho yang  rasanya
pahit kalau berhenti makan. Mau makan ikan
sungai? Pak Slamet Mendut menyediakan menu
mangut tambra, kadangkala ada beong dan pelus.
Kalau uceng goreng paling pastinya di Rumah
Makan Purnama Muntilan. RM Cindelaras tak
tertandingi masakan lodheh kluwihnya.
Clorot dan bajingan
Daftar itu masih bisa diperpanjang lagi. Gudeg
yang dari Jogja pun di Muntilan  tak kalah enak
seperti masakan mbak Santi, Yu Dhenok, dan
Mbok Jayus alias Mba Yah yang makan
pakai pincuk daun di Muntilan. Di ujung jembatan
kali Elo selepas Blondo kita bisa menikmati BELUT GORENG sambal kosek di WARUNG MAKAN IKAN SEGAR PAK PARNO yang dijamin maknyos rasane!!
Tapi kalau bubur,
saya kira paling enak seluruh dunia bikinan Ibu Sri
Ayati Parsono yang dulu punya RM Saraswati di
Borobudur (Lhah sekarang di mana ya?). kalau
menu internasional ya tentu di restoran-
restoran besar sudah menyediakan (saya tidak
menyebut karena kecuali kurang selera, juga
tidak khas Magelang). Tentu jangan dilupakan
makanan kudapannya, dari tape ketan Muntilan,
gethuk Panca Arga, slondoh dan sagon Grabag,
wajik Salaman, hingga geblag, clorot dan bajingan
bisa kita temukan di Hotel Pondok
Tingal  Borobudur.
Pendek kata, Magelang gudangnya makanan.
Kalau Bondan Winarno untuk wisata  kuliner di
teve swasta harus keliling ke mana-mana, di
Magelang cukup satu kabupaten sudah
menyediakan apa saja. Sayangnya, itu semua
belum dikemas dalam sebuah paket wisata,
dikulinerkan (kuliner = seni memasak dan
menyajikan makanan), lalu ditawarkan kepada
biro-biro perjalanan agar sepulang dari candi
Borobudur tidak perlu makan di Jogja, tetapi
makanlah di Magelang dengan pilihan aneka menu,
yang bukan saja mak nyuuss……tetapi juga murah
dan khas.
Kita selama ini mengira bahwa membangun
pariwisata itu membangun obyek-obyek wisata
saja. Padahal hal itu tidak akan  berarti kalau
tidak ada pendukung lain seperti sarana
akomodasi, makanan, cinederamata, seni budaya,
tradisi, dan penerimaan masarakat. Semua saling
mengkait, saling mendukung, termasuk wisata
kulinernya. Bahkan soal kuliner inilah yang akan
lebih mudah mengenalkan suatu daerah ke daerah
lainnya. Jepang go international dengan tempura,
sukiyaki, yakiniku dan sashimi. China dengan bak
bak nya (bakso, bakmi, bakpao), Italia dengan
spaghetti nya, Thailand dengan tomyang nya,
India dengan martabaknya, Swiss dengan
coklatnya, Belanda dengan keju nya, Negara-
negara Arab dengan kurmanya,  dan masih banyak
lagi. Di tingkat lokal kita kenal Jawa Barat
karena asinan dan lalapannya, Betawi dengan nasi
uduknya, Padang karena rendang sapinya, Bali
karena lawarnya,    Makasar karena sotonya,
Madura karena satenya, Malang karena bremnya,
Lombok karena kangkungnya, Manado karena
bubur ayamnya, Jogja karena gudhegnya, Solo
karena nasi liwetnya, Semarang karena
lumpianya, Purwokerto karena kripiknya,
Banjarnegara karena buntil dan dawetnya, dan
sebagainya.
Banyak yang bertanya pada saya, apakah
setelah letusan Merapi semua makanan masih
ada? Oh ho, tentu saja. Malah tambah gurih
karena dimakan dalam alam segar pasca erupsi
Merapi dalam bau harum abu debu wedhus gembel.
Nah, jadi jangan remehkan soal makan memakan,
karena darinyalah populeritas dan citra suatu
daerah akan terbangun. Kabupaten Magelang amat
kaya akan makanan khas yang tak dimiliki daerah
lainnya. Mari kita tawarkan, kita pamerkan
kepada siapa saja. Tentu, kita harus mencobanya
lebih dulu. Tidak berani? Saya siap menemani kok,
pasti mak nyuuss……..!***
0. RM. Ikan segar pak Parno
jl raya magelang -Jogja km 8 parengisor blondo Mungkid magelang
1. KFC Jl. Pemuda 12 Magelang
2. Warung Djadoel Jl. Tentara Pelajar Magelang
3. Ninit Jl. Ihklas,
Jl. Kahendra 1 Telp. (0293)
365411
4. Panca Ria Jl. Majapahit 34 Magelang
Telp. (0293) 5577780
5.
Pondok Dahar
Pengkolan
(Bebek Goreng)
Jl. Kyai Mojo 27 Cacaban
Magelang Telp. (0293)
5553001
6. Popeye " Chiken
Exspress "
Jl. A. Yani 2 (Kompeks MT)
Magelang
Skylight Plaza Jl. Tentara
Pelajar Magelang.
7. RM. Mbok
Bodrow
Jl. A. Yani No. 351 (Pojok
Kanan RSJ) Magelang Telp.
(0293) 314405
8. RM. Ayam Bu
Tatik
Jl. A. Yani No. 208 (Depan
Disnakertransos) Magelang
Telp. (0293) 369 778
Jl. Beringin Tidar 49
Magelang
9. RM. Joe Dag Jl. DI. Panjaitan Magelang
10
. RM. Panjiwo
Jl. A. Yani No.351 (Pojok
Kanan RSJ) Magelang Telp.
(0293) 314 405
11. RM. Ngang 'Eni Jl. Majapahit 29 Magelang
Telp. (081 578 770 888
12
. Rocket Chicken Giant Store Lt.2 Jl. Tidar
Magelang
Jl. A. Yani Ruko Menowo No.1
Magelang
13
.
Suga "Fried
Chicken" Jl. Tidar No.15A Magelang
Jl. Beringin 1 No.39 Magelang
Telp. (0293) 365 698, 081 227
1222
14
. Tuju-Tuju Jl. Pahlawan No. 106A
Magelang
15
. Quick Chicken Jl. Sriwijaya Magelang
16
.
Ikan Bakar
Jagoan
Jl. Gatot Subroto 32
Magelang